Selasa, 21 Mei 2013

PEMBEKALAN PKL 2013 (Hurip Jayadi, SKM, M.Si)


 


I. PROMOSI KESEHATAN
A Pendahuluan
1. Definisi Promosi Kesehatan
Adalah proses memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986)
2. Tujuan
Tersosialisasinya program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan.
3. Sasaran Promkes adalah
Perorangan / keluarga, masyarakat, lembaga pemerintah / lintas sektor / politisi / swasta, petugas atau pelaksana program.

Agar sasaran lebih spesifik, maka sasaran dibagi-bagi menjadi :
a. Sasaran Primer yaitu sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut.
b. Sasaran sekunder yaitu individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran.
c. Sasaran tersier yaitu para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan).

Sasaran Promkes Menurut Tatanan Rumah Tangga (PHBS)
Tatanan PHBS
Sasaran Primer
Sasaran Sekunder
Sasaran Tersier
Program Prioritas
Rumah Tangga
Anggota rumah tangga yang punya masalah. Misalnya ibu hamil
KK, ortu/mertua, kader, tokoh masy, tokoh agama, LSM, petugas kes
Ketua RT/RW, Kepala Desa
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, gaya hidup sehat, JPKM
 B. Ruang Lingkup Promkes
1. Mengembangkan kebijakan pembangunan berwasasan kesehatan.
2. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
3. Memperkuat kegiatan masyarakat.
4. Meningkatkan ketrampilan perorangan.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan yang lebih memberdayakan masyarakat.


C. Strategi Promkes
Strategi promkes untuk mewujudkan lima ruang lingkup promkes yaitu dengan :
1. Advokasi Kesehatan, yaitu pendekatan kepada para pemimpin atau pengambil keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan dan semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan.
2. Bina suasana, yaitu upaya untuk membuat suasana / iklim yang kondusif guna menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Gerakan masyarakat, yaitu upaya untuk memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang kesadaran, kemauan dan kemampuannya dibidang kesehatan atau agar secara proaktif masyarakat mempraktekkan hidup bersih dan sehat secara mandiri.

Ketiga strategi ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (sinergis) meskipun fokusnya berbeda, yakni :
1. Fokus advokasi kesehatan adalah sasaran tersier dengan luaran adanya kebijakan.
2. Fokus bina suasana adalah sasaran sekunder dengan luaran adanya kemitraan dan suasana yang mendukung.
3. Fokus pemberdayaan masyarakat adalah sasaran primer dengan luaran adanya kegiatan masyarakat.
(Pendidikan Kesehatan dengan promkes,2005:61-67)

D. Metode Promkes
Promkes sama dengan pendidikan kesehatan, pada hakekatnya adalah suatu kegiatan / usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
1. Metode pendidikan individual (perorangan)
Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi, karena setiap orang mempunyai masalah kesehatan yang berbeda-beda.
Bentuk metodenya adalah bimbingan dan penyuluhan.
2. Metode pendidikan kelompok
Untuk memilih metode ini harus mengingat besarnya kelompok sasaran, tingkat pendidikan formal dari sasaran.
a. Kelompok besar (apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang), metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain dengan ceramah dan seminar.
b. Kelompok kecil (apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang), metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain dengan :
1) Diskusi kelompok (untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atas permasalahan yang akan dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua peserta dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak terjadi dominasi dari salah seorang peserta),
2) Curah pendapat (brain storming) sama dengan diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan.
3) Kelompok kelompok kecil, yaitu permasalahan didiskusikan pada kelompok-kelompok kecil dan selanjutnya didiskusikan dengan kelompok besar untuk mengambil kesimpulan.
4) Role play, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peran.
5) Permainan simulasi, metode ini merupakn gabungan dari role play dan diskusi kelompok.
3. Metode Pendidikan Massa (public)
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian bila kemudian mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku juga hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatannya dengan tidak langsung dan menggunakan media massa, contohnya
a. pidato / ceramah umum / sinetron di TV, radio.  
b. Tulisan di majalah, koran.
c. Bill board, yang dipasang di jalan-jalan, spanduk, poster, dan sebagainya.
(Pengantar Ilmu pendidikan kes dan ilmu perilaku kes,1993:39-44)

II. PROGRAM PERIKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
A. Pengertian
1. PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2. PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Sasaran PHBS dirumah tangga adalah seluruh anggota keluarga.
Sasaran program pembinaan PHBS terbagi dalam :
a. Sasaran Primer yaitu sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut.
b. Sasaran sekunder yaitu individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran. Kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, agama, masyarakat, kader, petugas kes, PKK.
c. Sasaran tersier yaitu para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan), guru, tokoh masyarakat dll.



B. tujuan
1. Tujuan umum adalah meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku dan kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
2. Tujuan khusus adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga ditatanan rumah tangga terhadap program KIA, GIZI, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup Sehat dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

C. Strategi pelaksanaan PHBS
1. Advokasi Kesehatan, yaitu pendekatan kepada para pemimpin atau pengambil keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan dan semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan.
2. Bina suasana / dukungan suasana, yaitu upaya untuk membuat suasana / iklim yang kondusif guna menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pemberdayaan / Gerakan masyarakat, yaitu upaya untuk memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang kesadaran, kemauan dan kemampuannya dibidang kesehatan atau agar secara proaktif masyarakat mempraktekkan hidup bersih dan sehat secara mandiri. (PHBS ditatanan Rumah Tangga,2000)

III. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STMB)
Lima pilar STMB
1. Tidak BAB sembarangan.
2. Mencuci tangan dengan sabun
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman
4. Mengelola sampah dengan benar
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
(Kepmenkes RI Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008)

IV. PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITASI (CLTS) / Sanitasi Total Dipimpin oleh Masyarakat
A. Pengertian CLTS adalah suatu upaya pendekatan dalam pembangunan sanitasi dengan jalan menyemangati dan membudayakan masyarakat secara total untuk menghentikan buang air besar (BAB) terbuka, membangun dan memanfaatkan jamban keluarga (jaga) secara mandiri dan swadaya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatn dan pengawasan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum adalah memicu masyarakat sehingga dengan kesadarannya sendiri mau menghentikan kebiasaan buang air besar ti tempat terbuka pindah ketempat tertutup.
2. Tujuan khusus adalah :
a. Memfasilitasi masy sehingga masyarakat dapat mengenali permasalahan kesehatan lingkungannya sendiri.
b. Memfasilitasi masyarakat untuk mengenali masalah kesling mereka dengan memicu perasaan jijik, malu, takut sakit, rasa dosa dan sebagainya sehingga muncul kesadaran untuk merubah perilakunya kearah perilaku hidup bersih dan sehat dengan meninggalkan kebiasaan BAB di tempat terbuka.
c. Memunculkan kemauan keras masyarakat untuk membangun jamban yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka tanpa menunggu bantuan.

C. Strategi Fasilitasi CLTS di Komunitas
1. Memicu rasa jijik, malu, takut sakit, berdosa dsb.
2. Katakan dari awal tidak membawa bantuan dari siapapun.
3. Tidak mempromosikan jamban dan tidak menunjukkan model jamban.
4. Tidak menggurui, tidak penyuluhan, bahkan tidak memberi solusi.
5. Meninggalkan formalitas sehingga masyarakat tidak merasa lebih rendah.

D. Langkah-Langkah Fasilitasi di Komunitas
1. Persiapan pemicuan.
2. Pelaksanaan pemicuan di komunitas dilanjutkan dengan fasilitasi pasca pemicuan (dampingi masyarakat buat rencana tindak lanjut (RTL) dan membentuk komuniti).
3. Pendampingan dan monitoring pelaksanaan RTL masyarakat.
4. Deklarasi ODF (open defecation free), tidak ada lagi masyarakat buang air besar ditempat terbuka.
(kumpulan materi pelatihan fasilitator peningkatan akses jamban melalui metode pemicuan di kab magetan:2009)

V. METODE PENYULUHAN

I.  PENGERTIAN PENYULUHAN
A.  Dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (penyuluh) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

B.  Penyuluhan Kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan penyebaran pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu, mengerti, mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. (Maka petugas penyuluh kesehatan harus mampu berkomunikasi dan pahan tentang pesan / materi yang akan disampaikan)


II.    LANGKAH-LANGKAH RENCANA PENYULUHAN
A.  Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dibuat dituangkan dalam bentuk tindakan-tindakan.
B.  Beberapa pemikiran dasar :
Perencanaan penyuluhan merupakan kegiatan tim yang melibatkan :
1.    Pimpinan dan pelaksana program
2.    Petugas latih /training
3.    Petugas penyuluh
4.    Masyarakat

Perencanaan penyuluhan didasarkan atas pengetahuan yang cukup tentang :
1.    Masalah yang ditanggulangi
2.    Program yang ditunjang
3.    Daerah masyarakat yang menjadi sasaran
4.    Sarana yang diperlukan dan bisa dimanfaatkan
5.    Perencanaan
6.    Penyuluhan

Rencana penilaian penyuluhan harus sudah dibuat waktu merencanakan program

C.  PERSIAPAN / PRAKONDISI UNTUK TERCAPAINYA PERENCANAAN PENYULUHAN YANG BAIK
1.    Para pemimpin program dan pelaksana program mempunyai kesamaan pengertian yang benar dan sikap yang positif terhadap penyuluhan
2.    Dukungan kebijaksanaan yang positif dari para pimpinan
3.    Tersedianya biaya untuk penyuluhan
4.    Unit-unit penyuluhan berfungsi dengan baik
D.  RENCANA YANG DIHASILKAN HENDAKNYA
1.    Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2.    Diterima oleh masyarakat
3.    Sesuai dengan kebutuhan program
4.    Didukung dengan kebijaksanaan yang ada
5.    Bersifat praktis dan bisa dilaksanakan sesuai situasi setempat

E.   LANGKAH-LANGKAH DALAM PERENCANAAN
1.    Mengenal masalah, masyarakat, wilayah
2.    Menemukan prioritas
3.    Menentukan tujuan penyuluhan
4.    Menentukan sasaran penyuluhan
5.    Menentukan isi penyuluhan
6.    Menentukan metode penyuluhan
7.    Memilih alat peraga atau media penyuluhan
8.    Menyusun rencana penilaian
9.    Menyusun rencana kerja / pelaksanaannya

PENJELASAN
1.    Mengenal masalah, dasar untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan :
a.    Bagaimana pendapat para pemimpin (administrator) dan para ahli (kesehatan)
b.    Pendapat masyarakat (pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat)
c.    Masalah dapat diselesaikan dan penyuluh dapat berperan
Mengenal masyarakat :
a.    Jumlah penduduk
b.    Keadaan sosial budaya (tingkat pendidikan, norma-norma setempat, agama, pola kepemimpinan, pola partisipasi), ekonomi masyarakat (tingkat ekonomi, mata pencaharian)
c.    Pola komunikasi di masyarakat
# Bagaimana komunikasi menyebar
# Siapa sebagai sumber informasi
# Pusat-pusat penyebaran informasi
# Saluran komunikasi di masyarakat
d.   Sumber daya (Resourses) Jenis sumber daya yang ada (baik dari individu, masyarakat, pemerintah, swasta)
e.    Sikap, perilaku masyarakat pada program sebelumnya

Mengenal wilayah
a.    Lokasinya : terpencil, batas dengan desa lain, darah datar / pegunungan, jalur transport tasi, dsb
b.    Sifatnya : kapan musim hujan, kemarau, daerah kering atau cukup air, daerah banjir, pasang surut, perbatasan, dsb
c.    Sumber daya alam
2.    Menentukan prioritas
Penentuan prioritas dapat berdasarkan pertimbangan :
a.    Besar kecilnya akibat / dampak yang ditimbulkan dari permasalahan
b.    Politis
c.     Sumber daya yang ada
d.    Dsb
3.    Menentukan tujuan penyuluhan, tujuan harus jelas, realistis (bisa dicapai), bisa diukur. Tujuan dapat difokuskan pada tujuan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek
4.    Menentukan sasaran penyuluhan : individu, kelompok masyarakat, masyarakat.
5.    Menentukan isi penyuluhan : jelaskan manfaat jika masyarakat melaksanakan isi penyuluhan, dalam bahasa yang mudah difahami, dapat dilaksanakan oleh masyarakat
6.    Menentukan metode penyuluhan
Metode penyuluhan tergantung pada tujuan penyuluhan yang ingin dicapai : untuk perubahan pengetahuan (pesan disampaikan dengan metode ceramah, tulis), perubahan sikap (pesan disampaikan dengan metode penyaksian langsung), perubahan ketrampilan / tindakan (pesan disampaikan metode praktek).
Pedoman ini dapat dipakai sebagai pedoman :
Kalau saya dengar, saya akan lupa
Kalau saya lihat, saya akan ingat
Kalau saya kerjakan, saya akan tahu
7.    Menentukan media penyuluhan, tergantung pada tujuan, sasaran, isi dan metode penyuluhan : TV, Radio, poster, baliho, dll
8.    Membuat rencana penilaian (evaluasi) :
a.    Kapan, dimana, sasaran siapa, siapa yang mengevaluasi
b.    Kriteria / indikatornya
c.    Tujuan penyuluhan sudah sesuai dengan tujuan program 
d.   Metode dan instrumen, sarana-sarana yang digunakan untuk evaluasi
e.    Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi
9.    Membuat jadwal pelaksanaan


Perubahan perilaku
NO
penyebab
Sifat perubahan perilaku
Prasyarat
1
Paksaan
Semu / tidak permanen

2
Pemberian hadiah
Semu / tidak permanen

3
Kesadaran
Permanen/ tetpat
Kebutuhan, sosial, ekonomi, lingkungan









SOAL MATERI PROMOSI KESEHATAN
1. Promosi kesehatan adalah :
a.    Program perilaku hidup bersih dan sehat.
b.    Program pembangunan kesehatan.
c.    proses memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
d.   proses pendidikan kesehatan masyarakat.

2. Program PHBS meliputi :
a.    Gizi, Kesehatan lingkungan, cuci tangan dengan sabun.
b.   KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya hidup sehat, JPKM.
c.    Mengelola air minum dan makanan yang aman, Mengelola sampah dengan benar.
d.   Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

3. Strategi promkes untuk memandirikan individu, kelompok, masyarakat agar secara proaktif mempraktekkan hidup bersih dan sehat secara mandiri adalah :
a. Advokasi Kesehatan.
b. Bina suasana.
c. Gerakan masyarakat.
d. Kemandirian masyarakat.

4. Metode yang tepat untuk promosi kesehatan dengan sasaran yang besar (lebih dari 15 orang) adalah :
a.    Melalui majalah atau koran.
b.    Pidato lewat media massa.
c.    Ceramah.
d.   Diskusi kelompok.

5. Metode penyuluhan yang tepat untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan masyarakat adalah dengan :
a.    Metode ceramah, tulis.
b.    Metode penyaksian langsung.
c.    Metode praktek.
d.   Metode diskusi